PENGENALAN JARINGAN IRIGASI
1 LATAR
BELAKANG
Pengenalan jaringan irigasi merupakan sesuatu yang penting bagi seseorang
mahasiswa yang berkecimpung dibidang pertanian, terutama bidang teknik
pertanian.
Irigasi merupakan sesuatu yang penting
dalam bidang pertanian. Tanpa adanya system irigasi, usaha pertanian
merupakan sesuatu yang tidak maksimal, karena irigasi merupakan suatu factor
penunjang dalam bidang usaha pertanian.
Irirgasi merupakan suatu usaha manusia untuk mengalirkan air dari
sumbernya ke lahan pertanian guna untuk memenuhi kebutuhan air tanaman menurut
jumlah air yang dibbuthkan tanaman tersebut tentunya menurut kondisi ruang dan
waktu.
Irigasi tidak terlepas dari jaringan irigasi, dalam jaringan irigasi ada
empat unsure pokok dari bangunan irigasi yaitu : bangunan utama, jaringan
pembawa, kelengkapan pendukung, saluran pembuang, dan petak tersier.
Pengenalan jaringan irigasi merupakan langkah utama dalam hal pembelajaran dan pemahaman tentang
irigasi selanjutnya sekaligus dengan ini duharapkan aka nada inovasi baru yang
akan membawa perubahan yang lebih baik dalam hal kegiataj keirigasian tersebut.
2 TUJUAN
Tujuan
dari praktikum pengenalan jaringan irigasi ini adalah :
a. Mengenal bangunan yang ada pada
suatu jaringan irigasi.
b. Mengenal tatacara pemberian
nama/kode pada banguna irigasi.
c. Mengenal macam fungsi, kegunaan
serta cara pengoperasian bangunan irigasi.
3 MANFAAT
Manfaat
dari praktikum pengenalan jaringan irigasi ini adalah :
a.
Agar
mahasiswa dapat mengenal macam-macam,fungsi,kegunaan, serta cara pengoperasian
bangunan irigasi.
b.
Agar
mahasiswa mengerti tata cara pemberian nama atau kode pada bangunan irigasi
c.
Agar
mahasiswa mengenal bagunan yang ada pada suatu jaringan irigasi..
4 TINJAUAN
PUSTAKA
1. Bangunan Irigasi
Dalam jaringan irigasi ada 4 unsur
pokok dari bangunan irigasi yaitu: (i) bangunan utama, (ii) jaringan pembawa
dan kelengkapan bangunannya, (iii) saluran pembuang, dan (iv) petak tersier.
Bangunan utama adalah suatu komplek bangunan yang direncanakan dibangun di
sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke saluran irigasi.
Bangunan utama dapat mengatur debit dan mengurangi sedimen yang masuk ke
saluran irigasi. Bangunan utama terdiri dari: bangunan pengelak dengan peredam
energy, pengambilan utama, pintu bilas, kolam olak, kantung lumpur, dan tanggul
banjir. Bendungan (weir) berfungsi untuk mengatur atau meninggikan muka
air hingga dapat disadap. Selain itu, ada penyadapan bebas atau penyadapan pada
waduk atau penyadapan dengan pompa apabila pengaliran secara gravitasi dengan
meninggikan muka air tak mungkin.
Jaringan pembawa terdiri dari
jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari
saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari
atas saluran serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut
dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap
dan bok – bok tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai
bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran
primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran
pembawa dengan aliran super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada
saluran pembawa sub kritis dilengkapi dengan bangunan talang, sipon, jembatan
sipon, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan
jembatan.
Saluran pembuang terdiri dari
saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihan air dari
jaringan sekunder dan tersier keluar daerah irigasi. Saluran pembuang tersier
adalah saluran yang menampung dan membuang kelebihan air dari perak sawah ke
saluran pembuang primer atau sekunder.
Petak tersier terdiri dari kumpulan
petak sawah (100 ha, 150 ha) yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta
saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah
menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.
2.
Jaringan Pembawa dan Kelengkapan Bangunannya
Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier.
Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan sekunder. Sedangkan
jaringan tersier serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut
dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap
dan bok-bok tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai
bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran
primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran
pembawa dengan larian super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada
saluran pembawa subkritis dilengkapi dengan bangunan talang, sipon, jembatan
sipon, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan
jembatan.
3.
Saluran Pembuang
Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang
menampung kelebihan air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerah
irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran menampung dan membuang
kelebihan air dari petak sawah ke saluran pembuang primer atau sekunder.
4.
Petak Tersier
Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah (100 ha, 150 ha) yang
dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan
pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani
pemakai air.
5. Standar Tata Nama Bangunan Pada
Jaringan Irigasi
Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai
dengan nama daerah setempat, nama sungai yang disadap atau nama waduk. Sebagai
contoh Daerah Irigasi Gunung Nago, Daerah Irigasi Anai, Daerah Irigasi Selo,
Daerah Irigasi Sungai Geringging, dan lain sebagainya.
Saluran irigasi primer diberi nama sesuai
dengan daerah irigasi yang dilayani, contoh saluran primer DI Selo diberi nama
BS2 (Bangunan Selo) dan angka menunjukkan no. menurut bangunan. Saluran
sekunder sering diberi nama sesuai dengan nama desa/nagari yang terletak di
petak sekunder. Saluran antara dua bangunan dinamakan Ruas disingkat R, contoh
RS1 (Ruas ke-1 dari sekunder Saruaso), S menunjukkan nama saluran sekunder.
Contoh nama bangunan pada saluran BS2 (Bangunan, Sekunder Saruaso, No. 22).
Pada petak tersier kode sesuai dengan
nama bangunan sadap tersier pada saluran sekunder. Contoh S2K artinya petak
tersier menyadap dari saluran sekunder Selo bangunan nomor 2 dan sebelah kanan
saluran. Untuk box tersier diberi kode T1, T2, dan angka disesuaikan dengan
banyaknya box tersier. Petak kuarter diberi kode K, sedang untuk petak rotasi
diberi kode A, B, … C dan seterusnya sesuai dengan jumlah rotasi.
Pemberian nama perlu memperhatikan kemungkinan adanya tambahan
bangunan-bangunan dikemudian hari, sehingga dengan adanya bangunan-bangunan
baru tersebut sistem pemberian nama yang telah dilaksanakan tidak perlu
dirubah.
3. Fungsi, dan kegunaan bangunan irigasi
Jenis Bangunan Dan Saluran Pada Jaringan
Irigasi
Saluran Pembawa sebagai berikut :
i.
Saluran Primer.
ii.
Saluran Sekunder.
iii.
Saluran Tertier.
iv.
Saluran kwarter.
Saluran Pembuang sebagai berikut :
1)
Saluran pembuang Kwarter.
2)
Saluran pembuang Tertier.
3)
Saluran pembuang Sekunder.
4)
Saluran pembuang Primer.
Bangunan Drainase :
Saluran drainase, Check dam, Bangunan silang dan Bang. Pengatur banjir
adalah Suatu konstruksi yang dibangun melintang Sungai/saluran yang berfungsi
untuk menaikkan/mempertinggi elevasi muka air.
Kantong Lumpur adalah Satu ruas saluran/bangunan sejak dari Intake
Bendung sampai Intake untuk Saluran Primer, yang berfungsi untuk mengendapkan
Lumpur/sediment yang masih masuk melalui pintu Intake bendung, dan dalam priode
tertentu dikuras/dibilas kesungai melalui pintu dan saluran penguras.
I.
Saluran primer: Saluran yang membawa air sejak
dari Pintu Intake sampai pada Bangunan Bagi yang membagi air ke Saluran
Sekunder.
II.
Saluran Pembawa
Sekunder/Tersier/Kwarter
III.
Saluran Sekunder :Saluran yang membawa
air sejak dari bangunan Bagi diujung saluran Primer sampai
pada Bangunan Bagi yang membagi air ke Saluran Tersier.
IV.
Saluran Tersier : Saluran yang membawa
air sejak bangunan Bagi diujung Saluran sekunder sampai pada Box
Tersier yang membagi air ke saluran kwarter/ saluran cacing.
V.
Saluran Kwarter / Saluran cacing : Saluran
yang membawa air sejak dari Box Tersier diujung saluran tersier sampai
pada ujung saluran yang langsung membagi-bagi air kesawah.
Saluran Pembuang/Drainase adalah Saluran yang membawa/membuang sisa/kelebihan
air yang sudah dimanfaatkan oleh tanaman.
Dengan susunan tingkatannya sejak dari
hulu kehilir : Saluran pembuang Kwarter ke Saluran pembuang Tersier diteruskan
kesaluran pembuang Sekunder selanjutnya ke Saluran pembuang Primer dan terakhir
dibuang ke Saluran pembuang utama ( Sungai atau Laut).
Bangunan
Bagi/Bangunan Sadap/Bangunan Bagi Sadap
i.
Bangunan Bagi : Bangunan yg berfungsi membagi
air dari saluran yang sama atau lebih rendah tingkatannya. (Sal.Primer
ke Primer/Sekunder, Sal.Sekunder ke Sekunder/Tersier)
ii.
Bangunan Sadap : Bangunan yg berfungsi
mengambil/menyadap air dari Sal. Primer/ Sal. Sekunder,
seterusnya dialirkan melalui sal. Tertier atau Kwarter ke sawah.
iii.
Bangunan Bagi Sadap : Bangunan yg berfungsi selain
membagi air dari saluran kesaluran lainnya, juga berfungsi mengambil/menyadap
air untuk dialirkan melalui sal. Tertier atau Kwarter ke sawah.
Gorong-gorong
: Suatu bangunan/konstruksi yang memfasilitasi aliran air melintas
dibawah konstruksi/ bangunan lainnya.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL
Hasil
dari pengenalan jaringan irigasi ini adalah dimana praktikan dapat mengenali
komponen-komponen yang ada pada jaringan irigasi gunung nago. Dan pada jaringan
tersebut banyak terdapat kerusakan-kerusan. Untuk gambar sketsa hasil
pengamatan jaringan irgasi gunung nago dapat dilihat pada lampiran.
5.2 PEMBAHASAN
Dari
praktikum yang sudah dilaksanakan di irigasi gunung nago ini, praktikan di
kenalkan dengan bangunan-bangunan irigasi yang ada. Dimana irigasi ini sudah
banyak mengalami kerusakan dan pengalih fungsian lahan. Contoh kerusakan yang
terjadi pada bangunan ukur chipoletti, sudah tidak jelas karena pengikisan oleh
air terus menerus. Dan banyak menempel lumut. Pintu romijn dan stasiun
klimatologi yang tidak pernah diukur karena operator yang lalai. Banyak
penumpukan sampah pada pintu romijn dan bangunan penyaring air karena masyrakat
yang membuang sampah sembarangan. Kemudian batu yang banyak pecah karena sudah
lapuk karena kena air terus menerus. Pengalih fungsian irigasi, dimana sebenarnya
digunakan untuk pengairan disawah, sementara yang dulunya sawah sekarang
beralih fungsi menjadi rumah untuk kost. Dan masyarakat yang mencuci, buang
sampah, buang air dalam irigasi tersebut dan digunakan untuk perikanan. Jadi,
pasokan air irigasi ini untuk mengairi sawah menjadi terganggu dan tidak sehat.
6 PENUTUP
1.6.1
KESIMPULAN
Jaringan
irgasi terdiri dari bangunan-bangunan pengaliran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat mengalirkan air dengan baik.
Pada
jaringan irigasi gunung nago sudah terjadi pengalih fungsian irigasi, yang
mulanya difungsikan untuk mengairi lahan pertanian, namun karena berubahnya
tatanan social sehingga fungsi irigasi berubah jadi pengairan rumah warga.
Hanya sebagian kecil yang di alirkan ke lahan pertanian.
1.6.2
SARAN
Diharapkan
praktikum dilakukan dengan sungguh-sungguh. Sehingga mateeri yang disampaikan
saat praktikum dapat diserap dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar