Rabu, 14 Desember 2011

PENGENALAN JARINGAN IRIGASI


PENGENALAN JARINGAN IRIGASI
 1  LATAR BELAKANG
Pengenalan jaringan irigasi merupakan sesuatu yang penting bagi seseorang mahasiswa yang berkecimpung dibidang pertanian, terutama bidang teknik pertanian.

Irigasi merupakan sesuatu yang penting  dalam bidang pertanian. Tanpa adanya system irigasi, usaha pertanian merupakan sesuatu yang tidak maksimal, karena irigasi merupakan suatu factor penunjang dalam bidang usaha pertanian.

Irirgasi merupakan suatu usaha manusia untuk mengalirkan air dari sumbernya ke lahan pertanian guna untuk memenuhi kebutuhan air tanaman menurut jumlah air yang dibbuthkan tanaman tersebut tentunya menurut kondisi ruang dan waktu.

Irigasi tidak terlepas dari jaringan irigasi, dalam jaringan irigasi ada empat unsure pokok dari bangunan irigasi yaitu : bangunan utama, jaringan pembawa, kelengkapan pendukung, saluran pembuang, dan petak tersier.

Pengenalan jaringan irigasi merupakan langkah utama  dalam hal pembelajaran dan pemahaman tentang irigasi selanjutnya sekaligus dengan ini duharapkan aka nada inovasi baru yang akan membawa perubahan yang lebih baik dalam hal kegiataj keirigasian tersebut.
  
2  TUJUAN
Tujuan dari praktikum pengenalan jaringan irigasi ini adalah :
a.       Mengenal bangunan yang ada pada suatu jaringan irigasi.
b.      Mengenal tatacara pemberian nama/kode pada banguna irigasi.
c.       Mengenal macam fungsi, kegunaan serta cara pengoperasian bangunan irigasi.

3  MANFAAT
Manfaat dari praktikum pengenalan jaringan irigasi ini adalah :
a.         Agar mahasiswa dapat mengenal macam-macam,fungsi,kegunaan, serta cara pengoperasian bangunan irigasi.
b.         Agar mahasiswa mengerti tata cara pemberian nama atau kode pada bangunan irigasi
c.         Agar mahasiswa mengenal bagunan yang ada pada suatu jaringan irigasi..

4  TINJAUAN PUSTAKA
1.      Bangunan Irigasi
            Dalam jaringan irigasi ada 4 unsur pokok dari bangunan irigasi yaitu: (i) bangunan utama, (ii) jaringan pembawa dan kelengkapan bangunannya, (iii) saluran pembuang, dan (iv) petak tersier. Bangunan utama adalah suatu komplek bangunan yang direncanakan dibangun di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke saluran irigasi. Bangunan utama dapat mengatur debit dan mengurangi sedimen yang masuk ke saluran irigasi. Bangunan utama terdiri dari: bangunan pengelak dengan peredam energy, pengambilan utama, pintu bilas, kolam olak, kantung lumpur, dan tanggul banjir. Bendungan (weir) berfungsi untuk mengatur atau meninggikan muka air hingga dapat disadap. Selain itu, ada penyadapan bebas atau penyadapan pada waduk atau penyadapan dengan pompa apabila pengaliran secara gravitasi dengan meninggikan muka air tak mungkin.

            Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari atas saluran serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap dan bok – bok tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan aliran super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada saluran pembawa sub kritis dilengkapi dengan bangunan talang, sipon, jembatan sipon, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan jembatan.

            Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihan air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerah irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran yang menampung dan membuang kelebihan air dari perak sawah ke saluran pembuang primer atau sekunder.

            Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah (100 ha, 150 ha) yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.

2.        Jaringan Pembawa dan Kelengkapan Bangunannya
Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan sekunder. Sedangkan jaringan tersier serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap dan bok-bok tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan larian super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada saluran pembawa subkritis dilengkapi dengan bangunan talang, sipon, jembatan sipon, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan jembatan.

3.    Saluran Pembuang
Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihan air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerah irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran menampung dan membuang kelebihan air dari petak sawah ke saluran pembuang primer atau sekunder.

4.      Petak Tersier
Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah (100 ha, 150 ha) yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.

5.      Standar Tata Nama Bangunan Pada Jaringan Irigasi
       Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai dengan nama daerah setempat, nama sungai yang disadap atau nama waduk. Sebagai contoh Daerah Irigasi Gunung Nago, Daerah Irigasi Anai, Daerah Irigasi Selo, Daerah Irigasi Sungai Geringging, dan lain sebagainya.

       Saluran irigasi primer diberi nama sesuai dengan daerah irigasi yang dilayani, contoh saluran primer DI Selo diberi nama BS2 (Bangunan Selo) dan angka menunjukkan no. menurut bangunan. Saluran sekunder sering diberi nama sesuai dengan nama desa/nagari yang terletak di petak sekunder. Saluran antara dua bangunan dinamakan Ruas disingkat R, contoh RS1 (Ruas ke-1 dari sekunder Saruaso), S menunjukkan nama saluran sekunder. Contoh nama bangunan pada saluran BS2 (Bangunan, Sekunder Saruaso, No. 22).

       Pada petak tersier kode sesuai dengan nama bangunan sadap tersier pada saluran sekunder. Contoh S2K artinya petak tersier menyadap dari saluran sekunder Selo bangunan nomor 2 dan sebelah kanan saluran. Untuk box tersier diberi kode T1, T2, dan angka disesuaikan dengan banyaknya box tersier. Petak kuarter diberi kode K, sedang untuk petak rotasi diberi kode A, B, … C dan seterusnya sesuai dengan jumlah rotasi.

Pemberian nama perlu memperhatikan kemungkinan adanya tambahan bangunan-bangunan dikemudian hari, sehingga dengan adanya bangunan-bangunan baru tersebut sistem pemberian nama yang telah dilaksanakan tidak perlu dirubah.

3.   Fungsi, dan kegunaan bangunan irigasi
 Jenis Bangunan Dan Saluran Pada Jaringan Irigasi
Saluran Pembawa sebagai berikut :          
                                                          i.              Saluran Primer.
                                                        ii.              Saluran Sekunder.
                                                      iii.              Saluran Tertier.
                                                      iv.              Saluran kwarter.
Saluran Pembuang sebagai berikut :
1)           Saluran pembuang Kwarter.
2)           Saluran pembuang Tertier.
3)           Saluran pembuang Sekunder.
4)           Saluran pembuang Primer.

Bangunan Drainase :
Saluran drainase, Check dam, Bangunan silang dan Bang. Pengatur banjir adalah Suatu konstruksi yang dibangun melintang Sungai/saluran yang berfungsi untuk menaikkan/mempertinggi elevasi muka air.

Kantong Lumpur adalah Satu ruas saluran/bangunan sejak dari Intake Bendung sampai Intake untuk Saluran Primer, yang berfungsi untuk mengendapkan Lumpur/sediment yang masih masuk melalui pintu Intake bendung, dan dalam priode tertentu dikuras/dibilas kesungai melalui pintu dan saluran penguras.
                               I.      Saluran primer: Saluran yang membawa air sejak dari Pintu Intake sampai pada Bangunan Bagi yang membagi air ke Saluran Sekunder.
                            II.      Saluran Pembawa Sekunder/Tersier/Kwarter
                         III.      Saluran Sekunder :Saluran yang membawa air sejak dari bangunan Bagi diujung saluran Primer sampai pada Bangunan Bagi yang membagi air ke Saluran Tersier.
                         IV.      Saluran Tersier : Saluran yang membawa air sejak bangunan Bagi diujung Saluran sekunder sampai pada Box Tersier yang membagi air ke saluran kwarter/ saluran cacing.
                            V.      Saluran Kwarter / Saluran cacing : Saluran yang membawa air sejak dari Box Tersier diujung saluran tersier sampai pada ujung saluran yang langsung membagi-bagi air kesawah.

      Saluran Pembuang/Drainase adalah  Saluran yang membawa/membuang sisa/kelebihan air yang sudah dimanfaatkan oleh tanaman.

      Dengan susunan tingkatannya sejak dari hulu kehilir : Saluran pembuang Kwarter ke Saluran pembuang Tersier diteruskan kesaluran pembuang Sekunder selanjutnya ke Saluran pembuang Primer dan terakhir dibuang ke Saluran pembuang utama ( Sungai atau Laut).

Bangunan Bagi/Bangunan Sadap/Bangunan Bagi Sadap
                          i.      Bangunan Bagi : Bangunan yg berfungsi membagi air dari saluran yang sama atau lebih rendah tingkatannya. (Sal.Primer ke Primer/Sekunder, Sal.Sekunder ke Sekunder/Tersier)
                        ii.      Bangunan Sadap : Bangunan yg berfungsi mengambil/menyadap air dari Sal. Primer/ Sal. Sekunder, seterusnya dialirkan melalui sal. Tertier atau Kwarter ke sawah.
                      iii.      Bangunan Bagi Sadap : Bangunan yg berfungsi selain membagi air dari saluran kesaluran lainnya, juga berfungsi mengambil/menyadap air untuk dialirkan melalui sal. Tertier atau Kwarter ke sawah.

Gorong-gorong : Suatu bangunan/konstruksi yang memfasilitasi aliran air melintas dibawah konstruksi/ bangunan lainnya.

5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL
Hasil dari pengenalan jaringan irigasi ini adalah dimana praktikan dapat mengenali komponen-komponen yang ada pada jaringan irigasi gunung nago. Dan pada jaringan tersebut banyak terdapat kerusakan-kerusan. Untuk gambar sketsa hasil pengamatan jaringan irgasi gunung nago dapat dilihat pada lampiran.
5.2 PEMBAHASAN
            Dari praktikum yang sudah dilaksanakan di irigasi gunung nago ini, praktikan di kenalkan dengan bangunan-bangunan irigasi yang ada. Dimana irigasi ini sudah banyak mengalami kerusakan dan pengalih fungsian lahan. Contoh kerusakan yang terjadi pada bangunan ukur chipoletti, sudah tidak jelas karena pengikisan oleh air terus menerus. Dan banyak menempel lumut. Pintu romijn dan stasiun klimatologi yang tidak pernah diukur karena operator yang lalai. Banyak penumpukan sampah pada pintu romijn dan bangunan penyaring air karena masyrakat yang membuang sampah sembarangan. Kemudian batu yang banyak pecah karena sudah lapuk karena kena air terus menerus. Pengalih fungsian irigasi, dimana sebenarnya digunakan untuk pengairan disawah, sementara yang dulunya sawah sekarang beralih fungsi menjadi rumah untuk kost. Dan masyarakat yang mencuci, buang sampah, buang air dalam irigasi tersebut dan digunakan untuk perikanan. Jadi, pasokan air irigasi ini untuk mengairi sawah menjadi terganggu dan tidak sehat.

6  PENUTUP
1.6.1        KESIMPULAN
Jaringan irgasi terdiri dari bangunan-bangunan pengaliran yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air dengan baik.

Pada jaringan irigasi gunung nago sudah terjadi pengalih fungsian irigasi, yang mulanya difungsikan untuk mengairi lahan pertanian, namun karena berubahnya tatanan social sehingga fungsi irigasi berubah jadi pengairan rumah warga. Hanya sebagian kecil yang di alirkan ke lahan pertanian.

1.6.2        SARAN
Diharapkan praktikum dilakukan dengan sungguh-sungguh. Sehingga mateeri yang disampaikan saat praktikum dapat diserap dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar