1 LATAR
BELAKANG
Tatanan atau perencanaan suatu kawasan atau
kota memerlukan perencanaan yang matang, terutama dalam bidang penataan system
drainase. Factor drainase dalam suatu kawasan atau wilayah atau kota merupakan
harga mati yang harus dikaji dengan serius.
Buruknya system drainase suatu wilayah atau
kota merupakan atau bisa dikatakan sebagai tabungan bencana dimasa yang akan
dating, kasus genangan air, banjir adalah beberapa dampak yang akan menjadi
kenyataan.
Oleh karena itu perlunya perencanaan dan
penataan drainase yang matang pada suatu wilayah atau kawasan dengan
sebaik-baiknya, sehingga tatanan wilayah atau kota yang ideal dapat
terwujudkan.
Drainase sangatlah diperlukan dan sangat
penting untuk kita ketahui. Dalam perhitungan luas dan volum juga tidak kalah
pentingnya karena dengan mengukur luas drainase tersebut maka dapat memanfaatkan saluran drainase
secara efesien dan tidak ada yang tidak terpakai, jika saluran drainase lebih
kecil dari volume curah hujan maka akan terjadi banjir dan jika saluran irigasi
lebih besar dari volume curah hujan maka akan terjadi pemborosan.
Fungsi dari drainase sangat berbeda dengan
fungsi dari irigasi. Jika irigasi menyalurkan air kemedia tanam maka drainase
membuang air berlebih dari suatu media atau lahan pertanian.
2 TUJUAN
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah :
a.
Mengetahui kegunaan drainase
b.
Mencari besar debit air di suatu drainase
c.
Menghitung laju drainse
d.
Menentukan ketetapan pengaliran subsurface flow.
3 MANFAAT
Manfaat dari dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan dapat
mengetahui dan mengerti fungsi drainase di bidang pertanian. Selain itu
praktikan juga akan mengetahui jenis-jenis drainase yang cocok untuk pertanian.
4 TINJAUAN
PUSTAKA
Drainase
merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (flood protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk
memberikan suplai air pada tanaman. Drainase merupakan suatu sistim pembuangan
air untuk mengalirkan kelebihan air di permukaan tanah maupun dibawah tanah,
sehingga dengan demikian drainase dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.
Drainase permukaan
Suatu sistem pembuangan air untuk
mengalirkan kelebihan air dipermukaan tanah hal ini berguna untuk mencegah
adanya genangan.
2.
Drainase bawah tanah.
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan
kelebihan air di bawah tanah. Hal ini dibuat untuk mengendalikan ketinggian
muka air tanah. Drainase diperlukan untuk mengalirkan air, baik yang berasal
dari hujan lokal maupun air kiriman dalam tempo yang sesingkat - singkatnya,
sistem ini juga dimanfaatkan pada musim kering untuk meningkatkan kondisi tanah
yaitu menekan derajat keasinan (salinitas) di daerah yang bersangkutan. Pada
jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian
muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan
persyaratan hidupnya.
Tingkat sistem drainase, yaitu :
1. Tersier drainage
2. Secondary drainage
3. Main drainage
4. Sea drainage
Desain
kriteria harus sesuai dengan :
a.
Kebutuhan
b.
Pertimbangan ekonomis
c.
Kondisi alam, meliputi :
1. Segi hidrologis.
2. Segi topografis.
3. Segi geologis.
1. Segi hidrologis.
Tergantung dari data curah hujan didaerah
tersebut dengan intensitas 3 – 5 hari berturut turut dan harus habis
mengalirkan air.
2.
Segi Topografis
Dalam pembuatan drainase ini sangat
diperlukan bentuk topografis yang mempunyai ketinggian yang berbeda. Sehingga
selalu memungkinkan adanya beda tinggi yang akan menyebabkan air tetap
mengalir. Disamping itu agar saluran drainase ini diusahakan berupa galian
semua sedangkan timbunan dihindarkan agar mendapatkan kemiringan saluran yang
dapat mengalirkan air dari hulu ke hilir.
Apabila terpaksa terjadi saluran drainase
timbunan, maka kemiringan saluran harus diusahakan kecil.
Rumus :
Q = F . V
V = K . R2/3 . I 1/2
Jika I kecil maka V = kecil dan F = besar.
Dengan demikian perlu dibuat drainase dengan
kedalaman kecil tetapi lebar. Tetapi dalam hal ini akan mengakibatkan adanya
pengendapan sehingga diikuti adanya eksploitasi sebagai berikut :
I = Disesuaikan kelandaiannya dengan tanah setempat maka [1-2].10-4
V= [0,5 – 0,6] m/s
Dalam drainase juga terdapat kecepatan
maximum, tetapi ada batas – batas tertentu untuk menghindari gesekan/keausan
saluran.
3. Segi geologis.
Drainase kecil tidak perlu peninjauan
geologi, tetapi untuk drainase besar perlu diadakan peninjauan geologi misalnya
pada bidang mekanika tanah, terutama untuk mendapatkan konstruksi pelengkap
dari sistem drainase yang stabil. Untuk mendapatkan hal – hal itu maka dalam
merencanakan kita harus memperhatikan hal–hal sebagai berikut :
a. Kemiringan talud [tg a]
Harus memperhatikan dan disesuaikan dengan
sudut geser dalam tanah dan besarnya kohesi tanah yang bersangkutan. Saluran
drainase makin curam maka air yang mengalir makin deras, sehingga makin cepat
dinding saluran aus karena terkikis.
b. Kecepatan aliran air.
c.Drainase Modul.
Drainase
modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena apabila tidak akan
menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari curah hujan. Data n tahun, dengan
data hujan per 1 hari, 2 hari, atau 3 hari.
Dalam tugas ini dipakai dasar hujan 3 hari
didrainase 3 hari dengan genangan, menggunakan rumus:
¨ Hujan 3 hari di drainase, 3 hari dengan genangan
Dimana : Dn
= R( n )T + n( IR – ET – P ) – S
Dimana :
R = Jumlah hujan dari n hari
S = Storage
N = Jumlah hari
I = Irrigation Supplay
P = Perkolasi
ET = Evapotranspirasi
DM = Drainage Module
Drainase
merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk
memberikan suplai air pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai
usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
a) Jenis – jenis
drainase :
• Menurut
sejarah terbentuknya :
1. Drainase
alamiah (natural drainage)
Terbentuk
secara alamiah, tidak terdapat bangunan penunjang.
2. Drainase
buatan (artificial drainage)
Dibuat
dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus.
• Menurut letak bangunan :
1. Drainase
permukaan tanah (surface drainage)
Suatu
system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini berguna
untuk mencegah adanya genangan.
2. Drainase
bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu
sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah.
Pada jenis
tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air
tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
• Menurut fungsi :
1. Single
purpose
Suatu
jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll.
2. Multi purpose
Beberapa
jenis air buangan tercampur.
• Menurut kontruksi :
1. Saluran
terbuka
2. Saluran
tertutup
Sistem
drainase dibagi menjadi:
1. tersier
drainage
2. secondary
drainage
3. main drainage
4. sea drainage
Permasalahan drainase:
Permasalah
drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi
dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan
debit
Manajemen
sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /penyempitan
saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang,
sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah
genangan.
2. Peningkatan
jumlah penduduk
Meningkatnya
jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun
urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur
perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh
peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3. Amblesan
tanah
Disebabkan
oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota
berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan
dan pendangkalan saluran
5. Reklamasi
6. Limbah sampah
dan pasang surut
Penanganan drainase perkotaan :
1. Diadakan penyuluhan akan
pentingnya kesadaran membuang sampah
2. Dibuat bak pengontrol serta
saringan agar sampah yang masuk ke
drainase dapat dibuang dengan cepat agar tidak mengendap
3. Pemberian sanksi kepada siapapun
yang melanggar aturan terutama
pembuangan sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya
melanggar drainase.
4. Peningkatan daya guna air,
meminimalkan kerugian serta memperbaiki
konservasi lingkungn.
5. Mengelola limpasan dengan cara
mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air hujan maupun
pembuatan fasilitas resapan.
a. Drainase Jalan Raya
Drainase
jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota.Umumnya di perkotaan dan
luar perkotaan,drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah
(Surface drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu
jalan atau trotoar. Walaupun juga sebagaiman diluar perkotaan, ada juga saluran
drainase muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran
rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas. Drainase jalan
raya pi perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka
jalan. Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet
tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak
saluran pada sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke
arah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu
jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan kea rah median jalan maka
saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus
,menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang
lurus. Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya
pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran
ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan dibawah
badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.
b. Drainase
Lapangan Terbang
Drainase
lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area run way dan
shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi, maka
analisis kapasitas / debit hujan memepergunakan formola drainase muka tanah
atau surface drainage.
Kemiringan
keadan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau samadengan 1,50 % ,
kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5 %.Kemiringan kea rah
memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 % ,ketentuan
dari FAA. Amerika Serikat , genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm,
dan harus segera dialirkan.
Di sekeliling
pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder , harus ada saluran
terbuka untuk drainase mengalirkan air (Interception ditch) dari sis luar
lapangan terbang.
c. Drainase
Lapangan Olahraga
Drainase
lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan
pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage) tidak
boleh terjadi genangan dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan harus lebih
kecil atau sama dengan 0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan
terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan
lapangan jalur atletik harus ada collector drain.
5 BAHAN DAN METODA
5.1 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah :
·
Meteran
·
Penggaris
1 meter
·
Tali
Plastik
·
Rambu
ukur
5.2 METODA
Cara kerja adalah :
·
Ukur
saluran drainase perbagian- bagian yang lurus
·
Catat
hasil pengamatan
·
Jumlahkan
data kesmua volume saluran yang telah diukur
·
Bandingkan
dengan data curah hujan setempat
6 HASIL DAN
PEMBAHASAN
6.1 HASIL
DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN
|
0,013069092
|
VOLUME PARIT
|
6.072272
|
6.2 PEMBAHASAN
Dari praktikum yang
dilaksankan didapatkan hasil voloume saluran sebesar 6.072272
dan berdasarkan data curah
hujan 10 tahun terakhir yang diperoleh dari stasiun klimatologi Gunung Nago
didapatkan volume curah hujan sebesar 0.013069092
. Dari hasil yang didapatkan tersebut
terlihat jelas bahwa volume saluran lebih besar dari pada volume curah hujan,
dan bisa dikatakan bahwa saluran drainase tersebut mampu untuk menampung curah
hujan tersebut.
Jika
pada suatu daerah memiliki kondisi perbandingan seperti ini, maka tidak akan
terjadi banjir pada daerah tersebut. Namun apabila untuk saluran pembuangan air
berlebih pada suatu lahan pertanian, pembuatan saluran tersebut bisa dikatakan
boros. Karena jumlah air yang dialirkan keluar dari saluran tersebut terlalu
sedikit untuk ukuran saluran yang kapasitasnya sebesar itu.
7 PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil
dari praktikum ini adalah saluran drainase ini masik layak untuk digunakan
karena tidak terjadi limpasan apabila terjjadi hujan dan keadaannya secara
keseluruhan cuukup baik.
7.2 SARAN
Saran
pada praktikum pengukuran drainase ini adalah :
1. Pengukuran dilakukan dengan sebaik – baiknya
agar data lebih akurat
2. Pada jaringan drainase disarankan
perawatannya lebih baik lagi,agar saluran tersebut dapat berfungsi dengan
optimal
3. untuk praktikum selanjutnya bisa di hitung
juga debit agar dapat dilihat hubungannya dengan debit.
mas saya mau menanyakan apakah rumus modulus drainase di aplikasikan pada perhitungan saluran jalan apakah bisa???
BalasHapus