Sabtu, 17 Desember 2011

DRAINASE


1 LATAR BELAKANG
Tatanan atau perencanaan suatu kawasan atau kota memerlukan perencanaan yang matang, terutama dalam bidang penataan system drainase. Factor drainase dalam suatu kawasan atau wilayah atau kota merupakan harga mati yang harus dikaji dengan serius.

Buruknya system drainase suatu wilayah atau kota merupakan atau bisa dikatakan sebagai tabungan bencana dimasa yang akan dating, kasus genangan air, banjir adalah beberapa dampak yang akan menjadi kenyataan.

Oleh karena itu perlunya perencanaan dan penataan drainase yang matang pada suatu wilayah atau kawasan dengan sebaik-baiknya, sehingga tatanan wilayah atau kota yang ideal dapat terwujudkan.

Drainase sangatlah diperlukan dan sangat penting untuk kita ketahui. Dalam perhitungan luas dan volum juga tidak kalah pentingnya karena dengan mengukur luas drainase tersebut  maka dapat memanfaatkan saluran drainase secara efesien dan tidak ada yang tidak terpakai, jika saluran drainase lebih kecil dari volume curah hujan maka akan terjadi banjir dan jika saluran irigasi lebih besar dari volume curah hujan maka akan terjadi pemborosan.

Fungsi dari drainase sangat berbeda dengan fungsi dari irigasi. Jika irigasi menyalurkan air kemedia tanam maka drainase membuang air berlebih dari suatu media atau lahan pertanian.

2 TUJUAN
            Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah :
a.       Mengetahui kegunaan drainase
b.      Mencari besar debit air di suatu drainase
c.       Menghitung laju drainse
d.      Menentukan ketetapan pengaliran subsurface flow.

3 MANFAAT
            Manfaat dari dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui dan mengerti fungsi drainase di bidang pertanian. Selain itu praktikan juga akan mengetahui jenis-jenis drainase yang cocok untuk pertanian.

4 TINJAUAN PUSTAKA
Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir (flood protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman. Drainase merupakan suatu sistim pembuangan air untuk mengalirkan kelebihan air di permukaan tanah maupun dibawah tanah, sehingga dengan demikian drainase dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.         Drainase permukaan
Suatu sistem pembuangan air untuk mengalirkan kelebihan air dipermukaan tanah hal ini berguna untuk mencegah adanya genangan.
2.      Drainase bawah tanah.

Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air di bawah tanah. Hal ini dibuat untuk mengendalikan ketinggian muka air tanah. Drainase diperlukan untuk mengalirkan air, baik yang berasal dari hujan lokal maupun air kiriman dalam tempo yang sesingkat - singkatnya, sistem ini juga dimanfaatkan pada musim kering untuk meningkatkan kondisi tanah yaitu menekan derajat keasinan (salinitas) di daerah yang bersangkutan. Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan persyaratan hidupnya.

Tingkat sistem drainase, yaitu :
1. Tersier drainage
2. Secondary drainage
3. Main drainage
4. Sea drainage
Desain kriteria harus sesuai dengan :
a.        Kebutuhan
b.      Pertimbangan ekonomis
c.    Kondisi alam, meliputi :
1. Segi hidrologis.
2. Segi topografis.
3. Segi geologis.

1.      Segi hidrologis.
Tergantung dari data curah hujan didaerah tersebut dengan intensitas 3 – 5 hari berturut turut dan harus habis mengalirkan air.

2.      Segi Topografis
Dalam pembuatan drainase ini sangat diperlukan bentuk topografis yang mempunyai ketinggian yang berbeda. Sehingga selalu memungkinkan adanya beda tinggi yang akan menyebabkan air tetap mengalir. Disamping itu agar saluran drainase ini diusahakan berupa galian semua sedangkan timbunan dihindarkan agar mendapatkan kemiringan saluran yang dapat mengalirkan air dari hulu ke hilir.

Apabila terpaksa terjadi saluran drainase timbunan, maka kemiringan saluran harus diusahakan kecil.
Rumus :
Q = F . V
V = K . R2/3 . I 1/2
I =
Jika I kecil maka V = kecil dan F = besar.
Dengan demikian perlu dibuat drainase dengan kedalaman kecil tetapi lebar. Tetapi dalam hal ini akan mengakibatkan adanya pengendapan sehingga diikuti adanya eksploitasi sebagai berikut :
I = Disesuaikan kelandaiannya dengan tanah setempat maka [1-2].10-4
V= [0,5 – 0,6] m/s

Dalam drainase juga terdapat kecepatan maximum, tetapi ada batas – batas tertentu untuk menghindari gesekan/keausan saluran.

3.      Segi geologis.
Drainase kecil tidak perlu peninjauan geologi, tetapi untuk drainase besar perlu diadakan peninjauan geologi misalnya pada bidang mekanika tanah, terutama untuk mendapatkan konstruksi pelengkap dari sistem drainase yang stabil. Untuk mendapatkan hal – hal itu maka dalam merencanakan kita harus memperhatikan hal–hal sebagai berikut :
a. Kemiringan talud [tg a]
Harus memperhatikan dan disesuaikan dengan sudut geser dalam tanah dan besarnya kohesi tanah yang bersangkutan. Saluran drainase makin curam maka air yang mengalir makin deras, sehingga makin cepat dinding saluran aus karena terkikis.
b. Kecepatan aliran air.
c.Drainase Modul.
Drainase modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena apabila tidak akan menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari curah hujan. Data n tahun, dengan data hujan per 1 hari, 2 hari, atau 3 hari.
Dalam tugas ini dipakai dasar hujan 3 hari didrainase 3 hari dengan genangan, menggunakan rumus:
¨ Hujan 3 hari di drainase, 3 hari dengan genangan
Dimana :                      Dn = R( n )T + n( IR – ET – P ) – S
Dimana :
R = Jumlah hujan dari n hari
S = Storage
N = Jumlah hari
I = Irrigation Supplay
P = Perkolasi
ET = Evapotranspirasi
DM = Drainage Module

Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
a) Jenis – jenis drainase :
• Menurut sejarah terbentuknya :
1. Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alamiah, tidak terdapat bangunan penunjang.
2. Drainase buatan (artificial drainage)
Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus.
• Menurut letak bangunan :
1. Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini berguna untuk mencegah adanya genangan.

2. Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah.
Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
• Menurut fungsi :
1. Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll.
2. Multi purpose
Beberapa jenis air buangan tercampur.
• Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Sistem drainase dibagi menjadi:
1. tersier drainage
2. secondary drainage
3. main drainage
4. sea drainage

Permasalahan drainase:
Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
2. Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3. Amblesan tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran
5. Reklamasi
6. Limbah sampah dan pasang surut
 Penanganan drainase perkotaan :
1.    Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
2.    Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke     drainase dapat dibuang dengan cepat agar tidak mengendap
3.    Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama     pembuangan sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.
4.    Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki     konservasi lingkungn.
5.    Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.

 a. Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota.Umumnya di perkotaan dan luar perkotaan,drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah (Surface drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar. Walaupun juga sebagaiman diluar perkotaan, ada juga saluran drainase muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas. Drainase jalan raya pi perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan. Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan kea rah median jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus ,menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus. Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.

b. Drainase Lapangan Terbang
Drainase lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area run way dan shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi, maka analisis kapasitas / debit hujan memepergunakan formola drainase muka tanah atau surface drainage.
Kemiringan keadan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau samadengan 1,50 % , kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5 %.Kemiringan kea rah memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 % ,ketentuan dari FAA. Amerika Serikat , genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm, dan harus segera dialirkan.
Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder , harus ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air (Interception ditch) dari sis luar lapangan terbang.

c. Drainase Lapangan Olahraga
Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage) tidak boleh terjadi genangan dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan 0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain.

5    BAHAN DAN METODA
5.1     ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
·         Meteran
·         Penggaris 1 meter
·         Tali Plastik
·         Rambu ukur

5.2     METODA
Cara kerja adalah :
·         Ukur saluran drainase perbagian- bagian yang lurus
·         Catat hasil pengamatan
·         Jumlahkan data kesmua volume saluran yang telah diukur
·         Bandingkan dengan data curah hujan setempat

6 HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 HASIL

DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN
0,013069092
VOLUME PARIT
6.072272

6.2   PEMBAHASAN
Dari praktikum yang dilaksankan didapatkan hasil voloume saluran sebesar 6.072272  dan berdasarkan data curah hujan 10 tahun terakhir yang diperoleh dari stasiun klimatologi Gunung Nago didapatkan volume curah hujan sebesar 0.013069092 . Dari hasil yang didapatkan tersebut terlihat jelas bahwa volume saluran lebih besar dari pada volume curah hujan, dan bisa dikatakan bahwa saluran drainase tersebut mampu untuk menampung curah hujan tersebut.

Jika pada suatu daerah memiliki kondisi perbandingan seperti ini, maka tidak akan terjadi banjir pada daerah tersebut. Namun apabila untuk saluran pembuangan air berlebih pada suatu lahan pertanian, pembuatan saluran tersebut bisa dikatakan boros. Karena jumlah air yang dialirkan keluar dari saluran tersebut terlalu sedikit untuk ukuran saluran yang kapasitasnya sebesar itu.

7 PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
                 Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah saluran drainase ini masik layak untuk digunakan karena tidak terjadi limpasan apabila terjjadi hujan dan keadaannya secara keseluruhan cuukup baik.

7.2 SARAN
Saran pada praktikum pengukuran drainase ini adalah :
1. Pengukuran dilakukan dengan sebaik – baiknya agar data lebih akurat
2. Pada jaringan drainase disarankan perawatannya lebih baik lagi,agar saluran tersebut dapat berfungsi dengan optimal
3. untuk praktikum selanjutnya bisa di hitung juga debit agar dapat dilihat hubungannya dengan debit.

1 komentar:

  1. mas saya mau menanyakan apakah rumus modulus drainase di aplikasikan pada perhitungan saluran jalan apakah bisa???

    BalasHapus